Pojokjakarta.com – Semua lini bidang kehidupan memang terdampak oleh Pandemi Covid-19. Termasuk ekonomi masyarakat serta kesejahteraan. Maka tidak heran jika terjadi peningkatan 10 persen kemiskinan Indonesia akibat Covid-19.
Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Hal ini juga sempat disebutkan oleh Sri Mulyani sebagai menteri keuangan, “Virus corona ini mampu memutar balikkan kinerja pemerintah dalam menekan angka kemiskinan di bawah 10%”
Maka dari itu, peningkatan 10 persen kemiskinan ini bukanlah satu kesalahan murni dari kinerja pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Beberapa ahli menyebutkan jika ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan ini, diantaranya:
Pandemi Covid-19 dan Roda Ekonomi
Tidak ada yang bisa memungkiri, pergerakan ekonomi dunia sangatlah terguncang. Berbagai sektor mengalami fluktuasi yang sangat cepat. Sehingga membuat kaum menengah terguncang.
Apalagi bagi mereka yang bekerja di bagian lapangan dan mobilisasi. Maka dari itu, nggak heran jika banyak perusahaan yang mengalami keruntuhuhan dan di ambang keterpurukan. Kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti ini.
Jangan sektor ekonomi secara aplikatif di masyarakat, ekonomi perusahaan besar saja bisa terguncang bahkan membuat beberapa perusahaan kolaps. Maka nggak heran, jika peningkatan 10 persen kemiskinan Indonesia ini bisa terjadi.
Maraknya PHK di Banyak Perusahaan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah sebuah solusi bagi perusahaan ketika mengalami hantaman ekonomi. Ketika perusahaan tidak bisa menggaji karyawannya melebihi UMR dan produksi tidak bisa dilakukan secara besar-besaran, maka PHK adalah solusi.
Banyak masyarakat menengah ke bawah yang di-PHK. Itupun beberapa tidak diberikan uang pesangon dan akhirnya bekerja seadanya. Hal ini juga salah satu sebab dari peningkatan 10 persen kemiskinan Indonesia ini.
Pada dasarnya, tidak ada yang bisa disalahkan. Karena sebuah perusahaan memiliki dasar dalam melakukan hal itu. Tidak mungkin pula, jika karyawan hanya bekerja saja namun tidak digaji sama sekali.
Beberapa Sektor Usaha Mengalami Stagnasi
Sebab yang ketiga adalah matinya beberapa sektor pekerjaan masyarakat. Kita bisa ambil contoh sektor pariwisata. Di sektor ini, tentu banyak sekali masyarakat yang ada menggantungkan hidupnya.
Namun ketika Pandemi Covid-19 menyerang, protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan di luar rumah dilaksanakan. Hal itu membuat tidak ada wisatawan yang berwisata. Mereka memilih di rumah dan work from home.
Di awal Pandemi, Deputi Keparekraf menyebutkan, “Kunjungan wisatawan di seluruh dunia menurun 44 persen selama pandemi. Data itu didapatkan dari hasil perbandingan dengan tahun lalu.”
Hal itu memang sebuah konsekuensi logis. Mau nggak mau, sektor wisata harus tutup sementara hingga Pandemi Covid-19 ini reda. Kalaupun reda, tentu peningkatan tidak akan langsung signifikan. Namun berkala sedikit demi sedikit.
Kebijakan Pemerintah yang Fleksibel
Di tengah pandemi, memberikan sebuah keputusan memang bukan perkara yang gampang. Apalagi bagi presiden Indonesia dan beberapa menteri yang sektornya terdampak.
Beberapa kebijakan sempat diambil. Namun tidak semua kebijakan berhasil dan memberikan dampak yang baik pada masyarakat. Tidak sedikit masyarakat miskin sangat kesusahan mencari penghasilan di kondisi Pandemi Covid-19 ini.
Maka dari itu, kebijaksanaan seorang pemimpin ini sangatlah diuji. Fleksibilitas keputusan pemimpin memang perlu, namun keputusan itu harus tetap memperhatikan kesejahteraan rakyat kelas bawah.
Peningkatan 10 persen kemiskinan Indonesia terhitung tanggal 15 februari 2021 ini memang tidak terjadi begitu saja. Sebagian besar memang disebabkan oleh Pandemi Covid-19, yang menyebabkan beberapa sektor penghasilan terdampak bahkan mati.