Pojokjakarta.com – Insiden besar di Myanmar belum juga mereda, meski sudah dua minggu, Militer Myanmar semakin preventif. “Seolah-olah mereka menyatakan perang dengan rakyat Myanmar,” Kata Tom Andrew. Maka dari itu, PBB pastikan hukum Militer Myanmar atas semua tindakan mereka.
Insiden kudeta ini memang sangat disayangkan terjadi. Menimbulkan bekas sejarah buruk di negara Myanmar di mata dunia. Maka dari itu, sebagai organisasi tingkat dunia, PBB mencoba bertindak tegas.
Dua Wartawan The 74 Media Ditangkap
Sebagai salah satu komponen penting dan tidak netral, wartawan the 74 Media yang menyiarkan ditangkap oleh militer Myanmar. Hal ini tentu membuat geram dunia jurnalistik dunia. Apalagi dikabarkan jika tiga jurnalis lain juga ditangkap.
Pihak militer melakukan tindakan ini mungkin disebabkan karena urgennya fungsi media. Pers telah menyiarkan ke seluruh dunia jika Militer Myanmar bersalah atas tindakan kudeta ini. Sehingga mereka nggak ingin berita itu terus diluaskan.
Namun, dari kacamata akademik sekalipun, Kudeta merupakan sebuah tindakan yang tidak akan lancar-lancar saja. Pasti terjadi banyak konflik dan polemik, sehingga tidak menutup kemungkinan merenggut korban sekalipun.
Internet Padam di Beberapa Daerah
Karena banyaknya aksi, beberapa aparatur pro Militer, melakukan tindakan yang menyebabkan internet padam. Hal ini bukan sebuah omong kosong, karena portal pemantau layanan internet dunia, NetBlock melaporkan, “Internet mati di seluruh penjuru Myanmar sejak pukul 01.00”.
Sehingga, bisa dikatakan masalah ini tidak kunjung reda. Malah semakin memanas karena berbagai aksis massa terus berdatangan untuk menuntun pihak militer yang sedang melakukan kudeta.
Koneksi internet yang padam ini, maka rakyat Myanmar tambah geram. Sehingga tidak heran jika mereka akan tetap melakukan protes massa hingga masalah yang ada selesai. Beberapa pegawai pemerintahan juga sempat melakukan mogok kerja.
Hal itu disebabkan karena mereka ingin membentuk sebuah aksi penolakan terhadap kudeta yang belum selesai itu. Mereka mengambil resiko tersebut karena semakin hari, insiden ini semakin tidak terkendali.
Kudeta yang Menyebabkan Korban
Aksi massa semakin luas di negara-negara sekitar dan ASEAN. Karena memang sudah jatuh korban. Militer yang menggunakan peluru karet bahkan menyebabkan beberapa orang masuk ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan.
“Satu dari korban adalah seorang wanita yang mengalami kritis karena terkena luka di bagian kepala,”Dikutip dari channel News Asia. Bisa dikatakan, nggak heran rakyat semakin emosi, karena memang korban sudah berjatuhan.
Pihak Militer bahkan menempatkan dua kali ke udara dan satu kali ke arah Aksi Massa dengan peluru karet. Tindakan ini tentu bertujuan untuk menghadapi massa yang tidak terkendali dalam aksinya.
Sikap PBB terhadap Kudeta Militer Myanmar
Tindakan tegas memang dibutuhkan dari organisasi terbesar di Dunia, yaitu United Nation atau PBB. Beberapa laman berita internasional menyatakan jika PBB adalah melakukan segala upaya untuk menekan militer Myanmar.
Tujuan dari tindakan PBB itu adalah untuk menggagalkan kekuasaan militer Myanmar. Sehingga pemerintahan akan dikembalikan pada pemimpin terpilih sesuai dari hasil pemilihan umum Myanmar.
Tindakan PBB ini tentu akan didukung oleh banyak negara. Karena memang sudah banyak negara yang mengecam Militer Myanmar yang mengkudeta pemerintah resmi. Salah satunya adalah pemerintah negara Amerika Serikat.
Bahkan PBB pastikan hukum Militer Myanmar atas semua tindakan yang dilakukan oleh Militer Myanmar. Karena secara tidak langsung, Militer Myanmar dengan segala tindakan kudetanya telah mencerminkan perlawan terhadap rakyat dan negara.