Saat mengalami hal yang menyenangkan orang akan merasa bahagia, sebaliknya bila tengah mengalami kejadian yang tidak diharapkan orang akan merasa sedih. Dan menangis merupakan salah satu bentuk emosi yang diperlihatkan oleh seseorang yang tengah mengalami kesedihan maupun kebahagiaan. Tetapi apa jadinya jika seseorang tiba-tiba sering menangis tanpa sebab?
Walau keadaannya acapkali disamakan dengan bipolar, seseorang yang merasakannya mungkin mengalami yang disebut dengan hypophrenia. Guna mengetahui lebih jauh mengenai keadaan psikologis ini, simak penjelasannya berikut ini.
Hypophrenia Bikin Seseorang Sering Menangis Tanpa Sebab
Apa itu hypophrenia?
Istilah hypophrenia barangkali masih amat asing bagi Anda, bukan? Rena Masri M.Psi, seorang psikolog mengatakan bahwa hypophrenia merupakan kondisi gangguan mental yang dialami oleh seseorang yang kerap menangis dan merasa sedih secara mendadak tanpa disertai adanya alasan jelas yang melatar belakanginya. Keadaan gangguan mental ini kerapkali disalah artikan sebagai bipolar. Padahal keduanya mempunyai perbedaan yang amat jelas kelihatan.
Bipolar merupakan kondisi gangguan mental yang dialami oleh seseorang yang sering kali mengalami perubahan suasana hati (mood) yang drastis dan berlangsung dengan amat cepat. Penderita bipolar dapat mengalami depresi yang amat dalam dan seketika bisa bersemangat sekali waktu episode depresi berubah menjadi episode mania atau manik. Sementara untuk penderita hypophrenia, seseorang lebih condong mengalami satu fase saja yang menjadikannya dapat merasa sedih dan menangis tanpa sebab secara tiba-tiba.
Penyebab hypophrenia
Walau kelihatan menangis dan merasa sedih tanpa sebab secara tiba-tiba, seseorang yang mengalami hypophrenia tentunya mempunyai latar belakang. Sehingga mengalami keadaan itu. Salah satu penyebabnya ialah keadaan ketakutan yang berlebihan karena kejadian menyedihkan atau trauma yang berlangsung di waktu dulu. Kondisi cemas itu dapat menyebabkan seseorang tak dapat tidur dengan pulas. Kondisi lelah secara fisik dan mental seperti inilah yang dapat membuat seseorang merasa sedih lalu menangis seakan tanpa sebab secara tiba-tiba. Kecuali dari aspek psikologis, kondisi hypophrenia dapat diderita oleh seseorang lantaran faktor kesehatan fisik yang menghambat sistem neurologi yang dinamakan PBA (Pseudobulbar Affect). Seseorang dengan riwayat penyakit parkinson, stroke, demensia, dan alzheimer lebih rentan mengalami keadaan ini sebab adanya ketidakmampuan mengontrol emosi.
Gejala hypophrenia
Seseorang yang merasai kondisi hypophrenia umumnya ditandai dengan perubahan emosi yang berlangsung secara mendadak. Sontak menjadi sedih atau malahan menangis tanpa alasan yang jelas. Rasa sedih dan menangis secara tiba-tiba menjadikan seseorang yang menjalani kondisi hypophrenia menjadi kurang bisa diajak berkomunikasi, sensitif, dan ketus.
Penanganan terhadap hypophrenia
Terlepas dari apa saja penyebab yang menjadikan seseorang menderita hypophrenia, orang yang merasakan kondisi ini mesti secepatnya memperoleh penanganan yang tepat. Jika mengetahui seseorang, sahabat atau kerabat terdekat yang menderita keadaan ini, hendaknya Anda meminta mereka untuk berbagi. Selain itu juga bercerita mengenai beban pikiran yang tengah dirasakan. Lantaran berbagi merupakan salah satu solusi paling jitu mengurangi kesedihan mendalam dan depresi. Selaku orang paling dekat, Anda dapat membantu dengan memberikan semangat terhadap orang itu. Agar pelan-pelan kesedihan dan trauma yang diderita di masa lalu dapat diterima dengan sabar. Tetapi, jika keadaannya telah amat parah yang ditandai dengan rasa sedih dan menangis berlebihan serta terlampau kerap dialami. Maka seseorang yang menderita keadaan hypophrenia penting secepatnya berkonsultasi dengan psikiater guna memperoleh penanganan intensif.