You are here

Malaysia Berlakukan Darurat Nasional Covid-19 Hari Ini

Malaysia Berlakukan Darurat Nasional Covid 19 Hingga 1 Agustus 2021
Bagikan Artikel Ini

Hari ini, Selasa 12 Januari 2021 Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah menyetujui usulan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin untuk memberlakukan status darurat nasional Covid-19 sampai 1 Agustus 2021.

Status ini dapat dicabut lebih cepat bila kasus Covid di negara itu bisa dikendalikan.

Sultan Abdullah menganggap ini merupakan langkah yang proaktif untuk mengendalikan dan meratakan kurva kasus harian Covid yang mencapai empat digit secara berkelanjutan sejak Desember 2020.

Seperti dilansir The Straits Times, pandemi Covid-19 sudah mendongkrak angka kematian di Malaysia dalam dua bulan belakangan ini. Lebih banyak dibandingkan 10 bulan pertama tahun 2020 lalu.

Malaysia Berlakukan Darurat Nasional Covid-19

Datuk Ahmad Fadil Shamsuddin, Pengawas Keuangan Kerajaan dalam pernyataan persnya pada Selasa (12/1/2021) menyatakan, Raja Abdullah berpendapat, penyebaran Covid-19 di Malaysia berada pada tahap yang sangat kritis. Sehingga perlu diberlakukan status darurat nasional Covid-19.

Pernyataan ini menyetujui laporan The Straits Times pada Senin (11/1/2021) yang mengatakan PM Muhyiddin menggelar rapat kabinet guna mengusulkan kembali penerapan status darurat yang sempat ditolak oleh Raja Abdullah pada Oktober 2020 lalu.

Tetapi, sekarang situasinya berubah. Tingkat kesiapan tempat tidur, baik untuk isolasi maupun ICU khusus Covid di rumah sakit, hampir penuh.

Lebih jauh, pemerintah Malaysia pun akan membentuk komite independen bipartisan yang terdiri atas anggota parlemen dan ahli kesehatan. Komite inilah yang kelak akan merekomendasikan pencabutan status darurat lebih cepat, jika memungkinkan.

Datuk Fadil pun menerangkan, Raja Abdullah amat memerhatikan musibah banjir yang baru-baru ini terjadi. Dan akibatnya pada peningkatan jumlah kasus positif Covid. Bila tak dibendung dan dikendalikan secara efisien, pandemi Covid akan amat membahayakan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan bangsa.

Dalam seminggu terakhir ini, Malaysia yang berpenduduk tidak sampai 35 juta jiwa, mencatat lebih dari 2.000 kasus baru Covid-19 setiap harinya. Malahan, pernah menembus angka 3.000 kasus. Jumlah kasus aktifnya saat ini mencapai 28.554.

Kenyataan ini tentu saja merupakan ancaman yang amat serius untuk sistem kesehatan nasional di negara itu. Di sisi lain, jumlah ranjang RS yang tersedia untuk menampung pasien Covid di Malaysia kini cuma tersisa 100.

Malaysia Lockdown Kembali Selama 14 Hari

Sementara itu Muhyiddin Yassin, PM Malaysia menyampaikan kebijakan lockdown selama 14 hari di Kuala Lumpur dan 5 negara bagian menyusul semakin meningkatnya jumlah kasus Covid-19 yang mengancam sistem layanan kesehatan negara itu. Rumah sakit setempat mulai keteteran karena jumlah ranjang yang tersisa hanya 100 unit.

Aturan yang akan berlaku mulai Rabu (13/1/2021) tengah malam tersebut melarang seluruh kegiatan sosial dan perjalanan antarnegara bagian.

Tetapi bisnis di lima sektor ekonomi dasar yang meliputi sektor perkebunan dan komoditas, perdagangan dan distribusi, jasa, konstruksi, pabrik dan manufaktur masih bisa beroperasi. Tentu saja dengan kapasitas yang menurun.

Klinik kesehatan, bank, dan supermarket tetap buka. Sedangkan bagi restoran cuma menawarkan layanan antar-jemput.

Malaysia merupakan salah satu negara pertama yang menerapkan lockdown guna menghambat laju penyebaran Covid pada Maret 2020, di masa awal pandemi. Tetapi pembatasan itu berujung pada kontraksi ekonomi pada kuartal kedua tahun 2020. Kontraksi itu merupakan yang pertama dialami Malaysia dalam 10 tahun terakhir ini.

Pejabat Kesehatan setempat mengatakan kalau gelombang Covid sekarang yang dimulai pada September 2020 bisa meningkatkan jumlah kasus harian menjadi 8.000 pada Mei nanti bila lockdown tak diberlakukan.

Minggu lalu untuk pertama kalinya, jumlah kasus harian di Malaysia tembus mencapai angka 3.000. Sementara total kasus terkonfirmasi sudah melampaui angka 138 ribu pada Senin (11/1/2021) dengan 555 kasus kematian.

Malaysia mentargetkan 70% penduduknya yang berjumlah kira-kira 32 juta mendapakant suntikan vaksin Covid-19 guna menciptakan kekebalan komunitas (herd immunity).

Leave a Reply

Top