Pasca pandemic covid 19, hingga saat ini nasib kontestan liga 1 Indonesia menjadi tidak menentu. Beberapa klub bahkan telah mengambil keputusan untuk membubarkan klubnya hingga ada kepastian liga kembali berjalan. Mundurnya beberapa sponsor dan pemain-pemain asing menjadi penyebab beberapa klub lebih memilih membubarkan klubnya.
Salah satu dari sekian banyak klub kontestan liga 1 yang mengalami keresahan adalah Persebaya. Melalui Ram Surahman, selaku sekretaris tim, dirinya menanyakan perihal kelanjutan liga 1 serta beberapa aturan regulasi terkait dengan aturan kontrak.
Sebagian besar perjanjian kontrak berakhir pada 31 desember lalu, dan jika tidak ada kelanjutan Liga 1 Indonesia maka mau tidak mau klub akan bubar. Tidak hanya dirasakan oleh Persebaya, keresahan tersebut juga dirasakan oleh klub besar lainnya seperti Persipura yang bahkan terancam batal mengikuti ajang Piala AFC.
Official dari Persebaya sendiri juga tidak dapat memberikan kelanjutan aksinya terkait nasib pemain. Pasalnya hingga detik ini Persebaya dan juga beberapa tim lainnya belum mendapatkan kepastian kapan Liga akan kembali bergulir.
Dirinya juga meminta PSSI selaku pemberi wewenang untuk memberikan regulasi yang jelas terkait pemain. Didalam regulasi sebelumnya dijelaskan terkait pemain yang tidak diperbolehkan melakukan perpindahan sesame tim liga 1. Namun di lain sisi hal tersebut justru memberikan beban tersendiri bukan hanya untuk pemain namun juga kepada klub.
Liga Kembali Berlanjut Atau Kompetisi Baru ?
Ketidakjelasan kompetisi tentu membuat beberapa pemain, khususnya para pemain asing memilih hengkang ke liga luar. Beberapa diantaranya bahkan telah bermain untuk klub klub luar negeri.
Persebaya sendiri menanggapi prahara yang tengah terjadi juga tidak terlalu mendesak PSSI untuk melanjutkan kompetisi. Pasalnya menurut Ram, Persebaya sendiri telah banyak menghabiskan dana guna keperluan yang ‘tidak jelas’ di masa pandemi ini.
Menurutnya daripada meneruskan kompetisi, ada baiknya untuk kembali membuka liga. Hal tersebut menurutnya jauh lebih fair, sehingga kelanjutan kompetisi liga 1 2020 ditiadakan.
Sejauh ini sikap dari PSSI yang seakan menggantung membuat nasib beberapa klub dan juga pemain justru semakin terpuruk. Ram berpendapat bahwa kunci kesuksesan kompetisi semua tergantung pada PSSI tersebut.
Pada dasarnya Ram mengatakan bahwa kemampuan PSSI dalam menerka kemampuan klub dalam melanjutkan kompetisi harus diperhitungkan secara kedepan. Sehingga PSSI bisa mengambil keputusan untuk kembali melanjutkan liga atau memulai lembaran baru di awal tahun 2021 ini.
Sebelumnya Ram menerima surat pemberitahuan dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru yang memberikan pemberitahuan terkait nasib liga. Namun tak ada kejelasan didalamnya. Sikap menggantung dari PSSI sendiri telah mendapat kritik dari beberapa klub dan masyarakat Indonesia.
Operasional Berjalan, Liga Diam Di Tempat
Keputusan yang mengambang tersebut seyogyanya memberatkan para ofisial klub. Dengan operasional yang terus berjalan namun liga tak berjalan tentu saja membuat pendanaan tim semakin tidak karuan.
Ram di awal pandemi juga telah mengusulkan agar liga 1 2020 tidak dilanjutkan dikarenakan tidak adanya kejelasan protocol kesehatan yang disampaikan oleh PSSI dan PT LIB. Sejauh ini persebaya telah membayarkan gaji pemainnya, namun dengan potongan 50% dari perjanjian di awal. Persebaya juga masih melanjutkan latihan selama pandemi guna menjaga kebugaran para pemainnya.
Penundaan liga 1 sendiri sudah kedua kalinya terjadi, sebelumnya liga dipastikan akan berjalan pada September yang kemudian kembali mundur pada Oktober. Namun hingga akhir desember lalu liga sama sekali tidak berjalan.
Banyak pihak menyayangkan PSSI tidak tegas dalam memberikan keputusannya. Hingga awal 2021 saat ini PSSI sendiri belum memberikan keputusan kapan liga akan kembali digelar. Dengan naiknya kasus penderita covid 19 tentu akan semakin membuat nasib klub dan beberapa pemain kesulitan jika liga bola tidak bergulir.