You are here
Home > Berita Nasional >

Benteng Pendem Direvitalisasi, Dongkrak Pariwisata Ngawi

Benteng Pendem Belanda Direvitalisasi Dongkrak Pariwisata Ngawi
Bagikan Artikel Ini

Upaya menaikkan sektor pariwisata cagar budaya di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kementerian PUPR mulai melaksanakan penataan Benteng Van Den Bosch.  Dan Benteng ini lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penataan bangunan cagar budaya itu diselaraskan dengan peranan kota selaku kota tujuan wisata.

Ia juga menerangkan konsep revitalisasi Benteng Pendem diselaraskan dengan keserasian lingkungan dan menjaga kearifan lokal mulai dari tahap perencanaan sampai pembangunan dengan melibatkan pemerintah daerah setempat.

Restorasi Benteng Pendem

Sebagaimana diketahui, semenjak 10 Desember 2020 lalu Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya merestorasi Benteng Pendem. Restorasi dilakukan dengan tetap menjaga elemen-elemen bangunan utama selaras dengan tahapan pelestarian untuk bangunan gedung cagar budaya.

Menurut rencana ada 13 bangunan yang akan dilakukan restorasi di antaranya bangunan gerbang, baston, kediaman dan kantor jenderal, dapur umum, mess perwira dan bangunan barak tentara.

Anggaran revitalisasi berasal dari APBN Tahun 2020-2023 dengan nilai kontrak sebesar Rp113,7 miliar, sebagaimana dikutip dari laman Antara.

Lalu untuk penataan kawasan Benteng Pendem Ngawi seluas kira-kira 42.181 meter persegi itu dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero).

Dalam pembangunan revitalisasi itu, ditargetkan masa pengerjaannya selama 780 hari kalender dan estimasi selesai pada bulan Januari 2023 mendatang.

Objek Wisata Heritage Bergaya Eropa

Objek wisata heritage yang terletak di Kelurahan Pelem Kabupaten Ngawi ini terkenal mempunyai bangunan bernilai sejarah dengan arsitektur bergaya Eropa. Dan bangunan ini merupakan benteng Belanda.

Objek wisata ini juga pernah ditutup pada waktu awal kemunculan menularnya kasus virus Covid-19 di Indonesia. Tentu saja bertujuan untuk menekan penyebaran virus itu.

Demikian pula tempat wisata ini menjadi potensi sektor pariwisata, yang tentunya tetap mesti dilindungi kelestariannya. Karena di tempat ini terkandung nilai sejarah yang akan tertanam  hingga kapanpun.

Dulunya bangunan itu berguna sebagai barak pasukan, gudang peluru, dann pusat pertahanan. Namun kini kondisinya nampak memprihatinkan dan kurang perawatan. Kelihatan dinding bangunan utamanya yang ada di kawasan itu rusak dan kusam dimakan usia, dan sejumlah bagian bangunan pun lenyap.

Leave a Reply

Top