You are here

Maroko Tunda Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Maroko Tunda Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel
Bagikan Artikel Ini

Maroko tiba-tiba berubah pikiran. Keputusan untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel nyatanya mesti ditangguhkan. Sekurang-kurangnya hingga posisi Presiden terpilih Joe Biden positif dalam persoalan Sahara Barat.

Sebelumnya dikabarkan, Maroko menyepakati melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel lewat mediasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada Kamis, 10 Desember 2020 lalu. Imbalannya, Trump secara resmi akan mengakui terhadap kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat yang disengketakan selama ini.

Dalam sebuah cuitan di akun Twitter-nya, Presiden Donald Trump memberitahukan rencana normalisasi hubungan antara Maroko dan Israel di Sahara Barat. Trump menulis bahwa Maroko mengakui Amerika Serikat pada 1777 dan lebih baik kita juga mengakui kedaulatan Maroko di Sahara Barat.

Sahara Barat merupakan sebuah wilayah di selatan Maroko yang sudah ada di bawah kekuasaan Maroko sejak akhir pemerintahan kolonial Spanyol pada 1974. Tetapi Front Polisario, sebuah organisasi politik militer yang didukung Aljazair mengingini kemerdekaan Sahara Barat dari Maroko.

Dilansir dari Al-Sharq Al-Awsat dan Pars Today, sumber di Tel Aviv mengatakan, Biden tak tergesa-gesa mengumumkan posisinya atas tuntutan Maroko itu. Hal inilah yang kemudian mendorong Maroko menunda normalisasi hubungannya dengan Israel.

Tetapi jika rencana normalisasi ini terjadi, Maroko akan jadi negara keempat dalam empat bulan belakangan, sesudah UEA, Bahrain, dan Sudan, yang mengadakan hubungan diplomatik dengan Israel lewat perantaraan Donald Trump.

Indonesia Tolak Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Indonesia masih tetap menolak membuka hubungan diplomatiknya dengan Israel. Meskipun Indonesia ditawari dana bantuan besar dari Amerika Serikat (AS) sebesar Rp28 triliun.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan bahwa Indonesia tidak akan menerima tawaran dana bantuan pembangunan sampai miliaran dolar dari Amerika Serikat. Bila dengan syarat pemerintah Indonesia harus melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Sebelumnya, Adam Boehler CEO US International Development Finance Corp. menyatakan, Indonesia akan mendapatkan bantuan sampai mencapai 2 miliar dolar AS (kira-kira Rp28 triliun) bila bersedia membuka hubungan diplomatiknya dengan Israel.

Pernyataan Boehler itu dikutip Bloomberg dan diumumkan pada Selasa (22/12/2020). Pernyataan Boehler kepada Bloomberg itu pun dikutip oleh The Times of Israel, salah satu media Israel.

Boehler adalah CEO-nya DFC  atau US International Development Finance Corporation. Yakni satu satu lembaga finansial milik Pemerintah AS. Boehler menyatakan kepada Bloomberg bahwa ia tengah membicarakannya dengan Indonesia. Bila Indonesia sudah siap, ia akan dengan senang hati memberikan bantuan lebih berupa dukungan keuangan.

Leave a Reply

Top