Peluang Prabowo menjadi Presiden di Pilpres 2024 mulai mencemaskan. Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra tersebut makin ke sini semakin nyungsep.
Dalam survei teranyar yang dikeluarkan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Prabowo telah disalip oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.
Survei SMRC itu digelar dari 23 hingga 26 Desember. Survei dilakukan lewat wawancara tiap-tiap telepon kepada 1.202 responden. Responden dipilih secara acak (random) dengan batas kesalahan sekitar 2.9%. Survei ini diterbitkan kemarin (29/12). Diuraikan langsung oleh Sirojudin Abbas selaku Direktur Eksekutif SMRC dalam bentuk webinar.
Peluang Prabowo Disalip Ganjar Pranowo
Menurut Sirojudin, kini elektabilitas yang dimiliki Prabowo selaku capres ada di bawah Ganjar. Jika Pilpres diselenggarakan ketika survei dilakukan, maka Ganjar akan keluar selaku pemenangnya.
Ganjar menduduki urutan pertama dengan elektabilitas 15,7%. Lantas Prabowo di urutan kedua dengan 14,9% diikuti Anies Baswedan 11%, Sandiaga Uno 7,9%, Ridwan Kamil 7,1%, Agus Harimurti Yudhoyono 3,1%, dan Tri Rismaharini 3,1%.
Hal yang mengagetkan cuma kira-kira 50% pemilih Gerindra di Pemilu 2019 lalu yang akan memilih Prabowo bila Pilpres digelar saat ini. Demikian pula, cuma 39% pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 silam yang mengatakan akan memilih Prabowo bila Pilpres digelar saat ini.
Berdasarkan temuan itu, Sirojudin beranggapan, kemungkinannya, Prabowo susah berhasil maju pada Pilpres 2024. Tidak saja lantaran telah 2 kali kalah, tetapi pula lantaran sekarang ini sentimen publik padanya tidak lebih baik, malahan di bawah Ganjar.
Ia menyinggung survei yang pernah diadakan pada Desember 2015 lalu atau 4 tahun menuju Pilpres 2019. Waktu itu, survei memperlihatkan suara dukungan pada Prabowo meraih 23,9%. Jadi angkanya saat ini jauh lebih rendah ketimbang 2015.
Pernyataan yang sama pun diberikan M. Qodari selaku Direktur Eksekutif Indo Barometer. Menurutnya, bila dibandingkan dengan dinamika yang berlangsung pada 2010 dan 2015, peluang Prabowo guna menang di Pilpres 2024 ternyata jauh lebih berat. Walau sesungguhnya temuan 2010 tidak terletak pada satu garis lurus dengan temuan 2014.
Penyebab Turunnya Elektabilitas Prabowo
Pada survei 2010, tak ada nama Joko Widodo, cuma ada Prabowo dan Megawati Soekarnoputri. Tetapi nyatanya yang muncul dan yang menjadi Presiden malah justru Pak Jokowi. Bukan mustahil pula Pak Prabowo masih punya peluang.
Menurut Qodari, menurunnya elektabilitas Prabowo tidak luput dari pandemi Corona yang tengah berlangsung. Prabowo selaku Menteri Pertahanan tidak memperoleh panggung untuk kerap tampil di tengah-tengah publik.
Justru panggung Corona ini menjadi miliknya para kepala daerah. Tidak aneh jika selama pandemi ini elektabilitas dari beberapa kepala daerah di Tanah Air terus meroket. oleh karena itu kini Pak Ganjar berhasil menyalip Pak Prabowo.
Apakah peluang Prabowo masih ada? Menurut Qodari, kans bagi Prabowo untuk menjadi the next president tetap masih terbuka. Syaratnya ada 2, yaitu pandemi segera berhenti. Kedua, segala aktivitas yang dilaksanakan oleh Prabowo. Bila gayanya masih tetap seperti di tahun 2010 dan 2014, maka panggung akan diambil alih oleh tokoh lain.
Apa respons Gerindra berhubungan dengan survei ini? Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Juru Bicara Prabowo Subianto tidak ambil pusing. Katanya, sekarang Prabowo cuma fokus menyelesaikan amanahnya selaku Menhan. Mantan Danjen Kopassus tersebut ingin memastikan bahwa pertahanan Indonesia kuat dalam 4 tahun ke depan.