You are here
Home > Relationship >

Kenali Toxic Positivity yang Buruk untuk Kesehatan Mental

Mengenal Toxic Positivity yang Buruk untuk Kesehatan Mental Kita 1
Bagikan Artikel Ini

Toxic positivity atau positif beracun merupakan keadaan bahwa kita mesti fokus terhadap emosi positif dan segi positif kehidupan.

Pasalnya, orang akan merasa bahagia jika mengabaikan emosi negatif dan bagian hidup yang tak berperan baik.

Sayangnya cara berpikir demikian justru dapat merusak kesehatan mental. Saat kita cuma berfokus pada hal positif, kita tak belajar cara menghadapi emosi negatif.

Oleh karenanya, toxic positivity atau pikiran positif yang beracun menjadikan anak remaja dan dewasa muda guna memahami diri mereka secara lebih baik dan menerima apapun yang terjadi di dalam dirinya.

Hal itu termasuk perasaan tak menyenangkan seperti kecemburuan, ketakutan, kemarahan, dan kesedihan. Padahal semua orang mempunyai emosi positif dan negatif.

Sehingga mengabaikan emosi negatif justru akan menjadikan perasaan lebih buruk ketimbang menghadapinya langsung.

Di sisi lain, penelitian memperlihatkan bahwa orang yang tak mengabaikan emosi negatifnya akan lebih gampang beradaptasi dan mempunyai kesehatan mental yang lebih baik.

Tanda Toxic Positivity

Ada hal-hal yang dapat membantu Anda untuk mengetahui toxic positivity dalam kehidupan setiap hari, antara lain:

  • Menyembunyikan atau menutupi perasaan yang sesungguhnya.
  • Mencoba melupakan emosi negatif.
  • Merasa bersalah saat mempunyai perasaan atau emosi negatif.
  • Meremehkan pengalaman buruk orang lain.
  • Mencoreng muka atau menyalahkan orang lain sebab mencurahkan putus asa, frustrasi, dan wujud emosi negatif yang lain.

 

Emosi Negatif Bukan Sesuatu yang Buruk

Emosi negatif kerap dilukiskan sebagai hal buruk, berbeda dengan emosi positif yang melukiskan cinta, kebanggaan, dan suka cita.

Namun, emosi negatif ini bisa memberikan informasi penting mengenai keadaan sebenarnya dan cara mengendalikannya.

Misalnya, Anda merasa kesal setiap kali melakukan suatu hal. Perasaan tersebut menunjukkan bahwa Anda tak menyenangi pekerjaan tersebut.

Dengan demikian Anda butuh mencari kegiatan lain yang lebih disenangi ketimbang mencoba memaksakan diri dengan berasumsi positif.

Disamping itu, emosi negatif bisa membantu mengenali penyulut trauma.

Bila situasi tertentu mendorong kecemasan dan ketakutan, berarti perasaan tersebut membuka dan memproses pengalaman traumatis di waktu dulu.

 

Cara Mengatasi Toxic Positivity

Berupaya menghadapi emosi negatif dapat menunjang menyembuhkan dan meredakan stres.

Caranya yakni dengan membayangkan rasanya saat Anda mencoba membuang atau tidak membiarkan emosi negatif yang sepanjang ini terpendam.

Anda barangkali akan merasakan lebih ringan bebannya dan terasa lapang di dada ketimbang mesti bersandiwara terus-terusan.

Cobalah untuk tak memandang emosi dari sisi baik dan buruknya. Tanamkan di kepala kalau emosi negatif dapat menjadi pedoman yang membantu kita mengerti berbagai hal.

Bila Anda merasa sedih meninggalkan pekerjaan berarti Anda amat menyenanginya atau pengalaman itu berarti.

Emosi negatif dan positif yang datang lalu pergi silih berganti ini dapat membantu kita mengerti diri sendiri dan orang-orang yang berada di sekitar kita.

Leave a Reply

Top