Partisipasi pilkada naik di tahun 2020. Meski begitu, antusias masyarakat dalam ikut menyalurkan suaranya tidak memunculkan klaster baru.
Mahfud MD selaku Menkopolhukam atau Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Menyatakan bahwa pemilihan kepala daerah yang dilakukan serentak pada 2020 ini sukses.
Kesuksesan ini terbukti dari meningkatnya partisipasi sampai dengan 75,83 persen. Selain itu Pilkada yang digelar serentak ini tidak menimbulkan klaster penularan Covid-19.
Partisipasi Pilkada Naik dan Berjalan Sukses
Mahfud MD menyatakan bahwa pelaksanaan Pilkada serentak 2020 ini meningkat cukup bagus. Bahkan diatas angka partisipasi pemilu yang digelar di Amerika Serikat.
Seperti diketahui bahwa angka partisipasi tertinggi yang ada di Amerika Serikat adalah pada tahun 2016 lalu. Kala itu tingkat partisipasinya sebesar 69 persen.
Sementara itu, di Indonesia partisipasi Pilkada serentak pada 2015 sebesar 69,02 persen. Sedangkan saat ini naik menjadi 75,83 persen. Angka partisipasi ini lebih tinggi dari Pemilu paling tinggi di AS yang besarnya 69 persen pada 2016.
Mengikuti Standar Protokol Kesehatan Covid -19
Mahfud MD juga menyampaikan bahwa pihaknya ikut mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung pelaksanaan pilkada serentak pada 2020 ini. Termasuk sejumlah pihak yang selalu mengingatkan supaya Pilkada 2020 ini bisa diselenggarakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Saat ini tahapan Pilkada 2020 juga masih berlangsung. Mahfud juga masih mempersilahkan jika ada pihak yang merasa tidak puas dan menggugat ke MK.
Semua pihak sepakat agar KPU, Forkompinda dan dan Bawaslu terus bekerja. Supaya tetap tertib hingga perhitungan selesai. Bahkan kalau perlu nanti bila ada yang mau ke MK masih dipersilahkan.
Pernyataan mengenai tingginya partisipasi pilkada di tahun 2020 ini juga datang dari Ketua Komisi II Ahmad Doli Kurnia. Dirinya merasa yakin bahwa partisipasi pemilih untuk Pilkada ini tetap tinggi walaupun di tengah pandemi.
Kita dinilai berhasil mengatasi kecemasan, kekhawatiran yang dulu muncul saat pilkada akan dilaksanakan di suasana pandemi Covid-19.
Sebelum terlaksana, dulu banyak pihak yang mengajukan usul agar pilkada ditunda. Sebab dikhawatirkan akan menjadikan klaster Covid-19. Bahkan dikhawatirkan ada penularan hingga akhir pilkada 3,2 juta orang.
Nyatanya partisipasi pilkada naik dan berjalan dengan sukses. Lebih menggembirakan lagi Pilkada ini tidak menimbulkan klaster baru.