You are here

Afghanistan, Pusat Perdagangan Sabu

Afghanistan Pusat Perdagangan Heroin yang Kini Berganti ke Sabu
Bagikan Artikel Ini

Heroin sudah lama jadi permasalahan di Kabul, ibukota Afghanistan, namun kini tidak sedikit orang berganti ke sabu, narkoba yang lebih murah tetapi sama bahayanya.

Suatu laporan yang diterbitkan pada 24 November lalu memperingatkan kalau Afghanistan saat ini jadi pembuat metamfetamin yang penting secara global. Ladang opium negeri itu telah jadi sumber kebanyakan heroin dunia.

Saat ini sabu terus tumbuh dan dianggar akan jadi industri yang sama besar nilainya. Peningkatan kepopuleran ini berkat hasil penemuan kaum pengedar narkoba, kalau sejenis tanaman yang sering ditemui tumbuh liar di berbagai daerah Afghanistan, yakni ephedra, bisa dimanfaatkan selaku komponen penentu sabu: efedrin.

Afghanistan Pusat Perdagangan Sabu

“Saat mereka menyadari kalau mereka dapat memproduksi metamfetamin dari tanaman liar yang tumbuh di pegunungan, ini merubah semuanya,” tutur David Mansfield, seorang ahli industri narkoba Afghanistan sekaligus jurnalis.

Mansfield menyatakan kaum penyelundup narkoba dulunya mengekstrak efedrin dari obat-obatan impor yang lebih mahal. Namun, saat ini mereka bisa memanfaatkan pengganti yang jauh lebih murah ini dan sejumlah bahan kimia simpel.

Tanaman Epherda

Tanaman ephedra sudah dimanfaatkan untuk memproduksi sabu di beberapa tempat lain di dunia, walaupun tak pada skala seperti yang ditemui di Afghanistan.

Dengan memakai pencitraan satelit dan interview dengan beberapa produsen narkoba di Afghanistan, Mansfield dan kelompok peneliti sudah menggambarkan lebih dari 300 tempat yang dicurigai digunakan buat laboratorium efedrin.

Nilai berarti itu cuma di satu distrik saja di Afghanistan Barat, yakni Bakwa. Daerah itu sudah jadi pusat perdagangan sabu di negeri itu, namun Mansfield pun mulai mengenali laboratorium-laboratorium di beberapa lokasi lain.

Bangun Lab Efedrin

Kelompok tersebut mendapatkan kalau pembuatan metamfetamin ialah proses 2 tahap, dengan efedrin yang cukup gampang dihasilkan.

Malahan oleh banyak orang di rumah tangga miskin, yang setelah itu menjualnya ke juru masak sabu yang lebih khusus.

Kaum peneliti bisa mengenali gambar tempat beradanya laboratorium efedrin lewat limpahan air limbah dan tanaman efedra kering yang tertinggal.

Amerika Serikat sudah melakukan serbuan udara pada beberapa lokasi di Afghanistan seperti laboratorium, dan mengebom 68 titik pada Mei 2019.

Namun campuran antara korban sipil dan kemudahan mendirikan lagi pabrik-pabrik olahan itu mengakibatkan program itu dihentikan.

Walaupun sabu Afghanistan mungkin saja diekspor ke seluruh dunia, pengaruhnya dialami sangat penting dan parah di beberapa jalanan Kabul.

Leave a Reply

Top